Sesuai akte kelahiran, nama saya Fandy Ahmad Salim. Biasa dipanggil Fandy oleh kawan dan Ndiii oleh keluarga. Cengengesan, suka ngeyel, dan susah konsisten (tapi paling konsisten mencintaimu hiyahiyahiya~). Ga laris-laris amat di pasaran, padahal sebenarnya setia. Intinya bukan tipe lelaki yang kamu dambakan, tapi calon mantu yang orang tuamu butuhkan.

Kelahiran tahun 2003. Asli Kartasura. Tidak merokok, tidak nge-vape, dan tidak mabukan. Lahir dari keluarga wiraswasta. Ingin juga menggeluti dunia bisnis sambil berjibaku di jagat literasi. Walau yaa emang baru ecek-ecekan gini.

Tidak takut kecoa. Tapi masih takut sama Gusti Allah.

Sebelumnya sudah menulis di laman Kompasiana.com dan sesekali di surat kabar lokal (Solopos). Sering juga mengikuti lomba-lomba penulisan puisi, cerpen, dan esai walau tidak semuanya bisa berhasil. Karya yang terpublikasi dan alhamdulilah pulang dengan membanggakan seperti:
  • Wiji: Yang Lantang dan Yang Hilang. Juara I Lomba Menulis Puisi Nasional bersama Eyang Sapardi. Diselenggarakan Gerakan Menulis Buku Indonesia. 2019
  • Prangko Kami. Juara 3 lomba menulis puisi surat untuk keluarga Palestina. Diselenggarakan Adara Relief International. 2019.
  • Solo, Salib, dan Simbol-Simbol. Esai yang tembus headline di Kompasiana.com dan nangkring seminggu lebih di kolom Terpopuler.

Suka desain grafis dengan Coreldraw. Otodidak. Sering ikut lomba desain logo di web-web freelance tapi belum ada yang tembus. Akhirnya lebih sering jadi tempat berpaling teman-teman buat dapat desain gratis.